
Kingdom Plantae disebut juga dunia tumbuhan karena beranggotakan berbagai jenis tumbuhan. Ciri-ciri umum kingdom Plantae sebagai berikut.
- Tersusun dari sel eukariotik.
- Merupakan organisme multiseluler.
- Mempunyai dinding sel yang tersusun dari selulosa.
- Mempunyai klorofil sehingga mampu berfotosintesis.
- Menyimpan cadangan makanan dalam bentuk zat tepung (amilum).
- Bersifat autotrof karena dapat membuat makanan sendiri.
Dalam mempelajari tumbuhan yang sangat beranekaragam diperlukan Taksonomi. Taksomoni merupakan ilnu tentang klasifikasi, identifikasi dan tata nama makhluk hidup. Ilmu tersebut bertujuan untuk mempermudah dalam mempelajari kehidupan makhluk hidup seperti tumbuhan. Taksonomi berkembang dari masa ke masa sehingga muncul tokoh-tokoh baru, pendapat-pendapat, serta teori-teori tentang Taksonomi.
Salah satu tokoh yang dikenal sebagai bapak Taksonomi adalah Carolus Linnaeus. Oleh karena itu, pada nama latin hewan atau tumbuahan ditemukan nama Linn. Taksonomi ini melahirkan berbagai sistem klasifikasi sejarah perkembangan Taksonomi yaitu periode tertua yang belum memiliki sistem formal, sistem habitus, sistem numerik, sistem filogenik dan sistem kontemporer.
Berdasarkan sistem kontemporer, dunia tumbuhan digolongkan menjadi tiga divisi utama yaitu tumbuhan lumut (Bryophyta), tumbuhan paku (Pteridophyta) dan tumbuhan berbiji (Spermatophyta). Selanjutnya, berdasarkan keberadaan jaringan tubuhnya, kingdom Plantae dibedakan menjadi Thallophyta (berupa talus yang belum memiliki akar, batang dan daun) dan Cormophyta (Sudah memiliki akar, batang dan daun).
Selain itu, berdasakan jaringan pembuluhnya, tumbuhan dibagi menjadi tumbuhan tidak berpembuluh (Atracheophyta) dan tumbuhan berpembuluh (Tracheophyta). Tumbuhan tidak berpembuluh hidup di antara habitat air dan darat. Adapun tumbuhan berpembuluh memiliki struktur yang telah teradaptasi sempurna dengan habitat darat.
Tumbuhan Berdasarkan Sistem Kontemporer
Tumbuhan Lumut ( Bryophyta) termasuk dalam kelompok tumbuhan tidak berpembuluh. Tumbuhan lumut dapat dibedakan menjadi beberapa kelompok yaitu Hepaticopsida (Lumut hati), Anthocerotopsida (Lumut tanduk) dan Bryopsida (Lumut daun). Sementara itu, tumbuhan paku ( Pteridophyta) dan tumbuhan berbiji (Spermatophyta) termasuk dalam kelompok tumbuhan berpembuluh. Tumbuhan paku dibedakan menjadi Psilophytiane (Paku Purba), Lycopodinae ( Paku Kawat), Equisetinae (Paku Ekor Kuda) dan Filicinae (Paku Sejati).Adapun tumbuhan berbiji (Spermatophyta) dibedakan menjadi tumbuhan berbiji terbuka (Gymnospermae) dan tumbuhan biji tertutup (Angiospermae). Gymnospermae dikelompokan menjadi Cycadinae, Ginkgoinae, Gnetinae dan Coniferinae. Sementara itu, Angiospermae dikelompokan menjadi Monocotyledoneae dan Dicotyledoneae.
Beberapa familia ke dalam kelompok tertentu dari Monocotyledoneae yaitu Liliaceae (Poaceae), Zingiberaceae, Musaceae, Orchidaceae dan Arecaceae. Sementara itu, beberapa familia ke dalam kelompok tertentu dari Dicotyledoneae yaitu Moraceae, Euphorbiaceae, Solanaceae, Myrtaceae, Bombacaceae dan Fabaceae.
Berdasarkan uraian diatas, kalian telah mengetahui bahwa tumbuhan dapat dikelompokan menjadi tumbuhan lumut, tumbuhan paku dan tumbuhan berbiji. Dalam sistem klasifikasi, makhluk hidup dapat dikelompokan ke dalam kelompok tertentu berdasarkan hubungan yang diterima oleh para ahli taksonomi untuk penentuan eksistensi setiap individu. Ada dua metode yang digunakan untuk menentukan klasifikasi makhluk yaitu metode fenetik (numerik) dan metode filogenetik ( kladistik).
1. Metode Fenetik (Numerik)
Metode fenetik adalah suatu metode yang menggunakan keseluruhan kesamaan di antara organisme untuk menentukan hubungan kekerabatan di antara organisme dan menyusun klasifikasi. Metode ini dikenal dengan taksonomi numerik (taksonometri) yang berperan sebagai metode kuantitatif mengenai kesamaan atau kemiripan sifat antargologan organisme. Metode fenetik tidak membuat asumsi filogenetik.Metode ini membandingkan sebanyak mungkin karakteristik morfolohi atau anatomi dan tidak membedakan adanya homologi serta analogi. Dalam kegiatan fenetik diawali dengan pemilihan objek studi yang mewakili golongan makhluk hidup tertentu yang disebut OTU (Operational Taxonomy Unit). Kegiatan selanjutnya yaitu pemilihan karakter, pengukuran kemiripan, analisis kluster dan penarikan kesimpulan. Dari metode fenetik ini akan dihasilkan suatu data yang disebut fenogram.
0 Comments